Tepung Jangkrik Untuk Manusia

Tepung Jangkrik Untuk Manusia

Copyright © 2020-2021 www.maulagi.id All Rights Reserved

Serangga sebagai bahan pangan bagi manusia bukanlah hal baru. Banyak negara yang masyarakatnya memiliki kebiasaan mengonsumsi serangga, antara lain Thailand yang menjadikan belalang, belatung, jangkrik, hingga kalajengking sebagai jajanan sehari-hari. Hal serupa juga dilakukan sebagian masyarakat Indonesia sejak lama, seperti mengonsumsi ulat sagu, tawon, larva capung, laron, dan lainnya.

Menurut Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Baran Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Wisnu Wasisa Putra, serangga memiliki banyak peminat untuk dikonsumsi, ditambah pemeliharaannya yang mudah dan murah menjadikan serangga memiliki potensi untuk di ekspor. Salah satu produk olahan dari serangga yang memiliki nilai jual tinggi untuk di ekspor adalah tepung jangkrik atau cricket flour untuk pangan.

“Keunggulan cricket flour ini mengandun protein kasar atau serat kasar dan lemak yang lebih tinggi dibanding pakan komersil jika untuk pakan, mudah dipelihara yaitu 29 sampai 33 hari bisa panen, murah, mudah diperoleh, proses produksinya gampang,” jelas Wisnu di Alinea Forum bertajuk “Membedah potensi ekspor tepung jangkrik untuk pangan”, Senin (31/10).

Tepung jangkrik sendiri bisa diolah menjadi bahan pangan seperti keripik, kecap, ramen, hingga bir. Sedangkan untuk olahan pakan bisa diproduksi menjadi minyak.

Pemerintah melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) terus mendukung ekspor tepung jangkrik Indonesia. Dukungan tersebut dijelaskan Wisnu antara lain memberikan bimbingan teknis pada eksportir dalam penerapan penerapan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) yaitu sertifikat keamanan pangan dari sebuah metode sistematis sains untuk mengidentifikasi risiko bahaya tertentu dan tindakan pengendaliannya untuk memastikan keamanan produk pangan yang diproduksi. Selain itu juga bimbingan teknis perkarantinaan untuk memfasilitasi ekspor, dan seminar atau pelatihan yang melibatkan pelaku usaha dan narasumber yang berkaitan.

Wisnu juga mengungkapkan, Barantan memberikan dukungan pada ekspor tepung jangkrik melalui dua kebijakan.

“Barantan mengeluarkan dua kebijakan, yang pertama berdasarkan Keputusan Kepala Barantan Nomor 4555/2021 dan kedua adalah Nomor 4556/2021,” tambahnya.

Keputusan 4555/2021 sendiri merupakan pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk penjaminan bahan pakan dan pakan yang bebas dari penyakit dan memenuhi persyaratan negara tujuan. Sedangkan keputusan kedua adalah penetapan instalasi karantina hewan (IKH), dalam hal ini Barantan mengonfirmasikan kesesuaian pemenuhan persyaratan teknis keamanan dan mutu pakan yang dimiliki oleh eksportir.

Adanya dukungan dari Barantan terkait ekspor tepung jangkrik ini juga menjadi salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan dan substitusi produk impor.

“Ini sebagai upaya kita bersama dalam melakukan penguatan substitusi yang masih berasal dari impor, juga meningkatkan ketahanan pangan kita,” tandas Wisnu.

Jangkrik yang diolah menjadi tepung diminati pasar mancanegara sebagai bahan pakan ternak hingga konsumsi kesehatan.

Jangkrik bukan sekadar serangga biasa, yang hanya untuk pakan burung atau satwa lainnya. Namun jangkrik punya kandungan nutrisi dan protein tinggi yang dibutuhkan tubuh, sehingga potensial menjadi bahan pangan alternatif. Seperti yang dilakukan Anak Agung Gde Asmara Putra, 31, pebisnis muda asal Desa/Kelurahan Bitera Gianyar.Gung De, demikian sapaan Anak Agung Gede Asmara tertarik merintis bisnis jangkrik, karena indikasi prospek serangga tersebut sebagai bahan pangan.Pemahaman tersebut diperoleh Gung De dari berbagai informasi, termasuk juga informasi partner bisnisnya, sebuah perusahaan di Korea Selatan. Selain itu Gung De mengaku mendapatkan hal tersebut berdasarkan riset. “Jadi saya ada partner dan juga hasil riset,” ungkapnya, Minggu (13/10/2019).Selain itu upaya badan pangan dunia dari PBB seperti FAO yang berupaya mencari sumber pangan baru, mendorong Gung De menekuni bisnis jangkrik. Tanda potensi bisnis tersebut, khususnya ekspor menunjukkan hal positif. Setidaknya dua kali Gung De sudah mendapatkan order jangkrik, dalam bentuk tepung. Masing-masing dari Korea Selatan dan Inggris, masing-masing 100 kilogram. Untuk pengiriman ke Inggris dilakukan Sabtu (12/10/2019). Sedangkan ekspor ke Korsel sudah mendahului.Ekspor tepung jangkrik ke Korsel untuk bahan pakan ternak. Sedang ke Inggris akan digunakan bahan pangan konsumsi. “Ke negara-negara lain sudah juga ekspor, namun volumenya tidak banyak,” ungkap alumnus Griffith Univesity Quensland Brisbane Australia. Sebagai komoditas bahan pangan, Gung De mengatakan pola budidaya dilakukan sedemikian rupa, dimana kesehatan atau higienis produk menjadi hal yang utama. Misalnya dalam hal pakan. Bahan yang diberikan untuk jangkrik, bukan dedaunan seperti ‘ransum’ jangkrik pada umummya. Namun yang dipakai untuk pakan jangkrik adalah sejenis pakan pabrikan atau pakan ayam. “Kalau pakai dedaunan takut terkontaminasi nanti,” jelas Gung De.  Menurut Gung De, selain kandungan protein yang tinggi, jangkrik mengandung zat-zat lain yang dibutuhkan tubuh. Di antaranya zat besi, vitamin B12 tinggi, Omega 3 dan Omega 9, kalsium.  “Itulah potensinya” kata anak sulung dari pasutri Anak Agung Oka Siswaputra dan  Anak Agung Ayu Made Citra Rasmi. Sejak merintis usahanya setahun lalu Gung De mengaku sejauh ini tidak ada kendala dalam budidaya bisnis jangkrik. “Budidayanya  tidak susah. Namun karena ini produk baru, regulasinya yang perlu proses,” ujarnya.Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar I Putu Terunanegara, menyatakan tepung jangkrik merupakan salah satu produk atau komoditas baru dari Bali. “Ini barangkali yang belum terbayang sebelumnya,” ujar Terunanegara, mengapresiasi kalangan anak muda yang kreatif dan berinovasi sehingga menambah ragam produk ekspor Bali. *k17

Halo, guys! Kalau siang telah menjadi malam, kamu sering tidak mendengar suara nyaring di telinga? Atau justru jangkrik datang ke dalam kamarmu untuk menyapa? Tapi kamu tahu nggak sih Apa Fungsi Suara Jangkrik bagi Manusia? Kalau belum, yuk mari kita bahas!

Mengapa Jangkrik Bersuara?

Jangkrik bersuara sebagai bagian dari perilaku mereka untuk berkomunikasi, mencari pasangan, dan menandai wilayah mereka. Suara jangkrik diproduksi oleh organ khusus yang disebut "stridulasi," di mana jangkrik jantan menggesekkan sayapnya bersama-sama atau dengan kaki belakangnya untuk menghasilkan suara. Suara ini dapat berfungsi untuk menarik jangkrik betina agar datang ke dekatnya, menakut-nakuti pesaing jantan, atau sebagai tanda keberadaan dalam lingkungan mereka. Jadi, suara jangkrik adalah cara alami bagi mereka untuk berkomunikasi dan mempertahankan diri dalam ekosistem mereka.

Fungsi Suara Jangkrik pada Manusia

Kamu mungkin pernah dengar suara jangkrik di malam hari atau di pedesaan, tapi tahukah kamu apa manfaatnya bagi kita? Suara jangkrik sebenarnya punya peran penting dalam lingkungan kita dan juga bagi kesehatan mental kita.

Pertama-tama, suara jangkrik bisa jadi sebagai pengingat alam. Ketika malam datang, suara mereka bisa memberi rasa tenang dan mengingatkan kita akan keberadaan alam di sekitar kita. Ini juga bisa membantu mengurangi stres dan membuat tidur lebih nyenyak, lho!

Selain itu, suara jangkrik seringkali dianggap sebagai musik alam yang menenangkan. Suaranya yang berirama bisa memberikan efek relaksasi dan membuat suasana hati lebih baik. Bagi yang tinggal di kota besar, suara jangkrik juga bisa jadi sebagai pengingat akan keheningan alam yang mungkin jarang kita rasakan.

Jadi, meskipun terdengar sederhana, suara jangkrik punya peran yang penting bagi kita sebagai manusia. Mereka bukan hanya bagian dari alam, tapi juga bisa jadi teman dalam menyambut malam dengan damai.

Kamu dapat menemukan jangkrik di beberapa tempat. Seperti di padang rumput, Hutan, Semak Belukar, Kebun atau Taman hingga di dekat rumahmu jika ada retumputan atau tempat tertutup. Jangkrik memiliki warna cokelat muda, yang bentuknya mirip dengan belalang pada tanaman.

Nah, Sekarang kamu jadi tahu kan Apa Fungsi Suara Jangkrik bagi Manusia? Semoga informasi ini bermanafaat untukmu ya!

Tak semua orang berani memakan jangkrik, belalang, atau cacing dalam bentuk utuh. Namun, jika sudah dibuat tepung, tak banyak orang sadar saat memakannya. Selain itu tepung serangga lebih praktis diolah menjadi berbagai hidangan.Tahun lalu, tim mahasiswa MBA dari McGill University Kanada memenangkan $1 juta (Rp 11,8 miliar) dari kompetisi Hult Prize. Mereka berhasil menciptakan 'power flour', yakni tepung lokal (gandum, jagung, singkong, dll) yang dicampur tepung serangga lokal.Tepung yang diperkaya protein dan zat besi ini bisa membantu malnutrisi yang dialami penduduk miskin di berbagai belahan dunia. Sebab, jangkrik misalnya, mengandung protein lebih tinggi dibanding sapi dengan berat sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Amerika Serikat, sudah ada setidaknya tiga merek yang menawarkan camilan dengan campuran tepung jangkrik.

menjual tepung kue dan

bebas gluten, sedangkan

menghadirkan rangkaian protein bar rasa kakao serta selai kacang dan selai anggur. Sementara itu,

membuat keripik panggang.

Megan Miller, pendiri

menceritakan proses pembuatan tepung jangkrik kepada

(04/02/2014). Jangkriknya diperoleh dari peternakan khusus untuk konsumsi manusia. Serangga ini diberi makan pakan bersertifikat organik dan non rekayasa genetik.

"Kami mensterilisasinya, menyangrainya hingga kering, lalu menggilingnya menjadi tepung halus. Tepung kue kami adalah kombinasi tepung jangkrik serta bahan bebas gluten dan padi-padian lain, seperti tepung tapioka dan

, yang dicampur dengan perbandingan tepat untuk membuat

Menurut Miller, karena jangkrik disangrai kering sebelum digiling, ada rasa seperti roti bakar, kacang, dan sedikit rasa tanah pada tepungnya. "Seperti

yang dicampur," ujarnya.

, tepung jangkrik dijual dengan harga $9.80 (Rp 115.000) per 100 gram. Sementara itu, tepung belalang ditawarkan dengan harga $13.50 (Rp 163.000) per 100 gram dan tepung cacing tanah $8.80 (Rp 104.000) untuk ukuran 40 gram.

Anda juga bisa membuat tepung jangkrik sendiri di rumah dengan mengikuti langkah dari situs

. Simpan jangkrik hidup di wadah atau kantung plastik tertutup dan masukkan ke kulkas minimal sejam untuk memperlambat metabolismenya.

Anda juga bisa memasukkannya ke

selama 1-2 jam untuk mematikannya, sehingga jangkrik tak melompat-lompat saat akan diolah. Saat akan digunakan, keluarkan dari kulkas atau

dan masukkan ke panci berisi air mendidih. Biarkan air bergejolak selama dua menit untuk memastikan kebersihannya. Angkat dan biarkan dingin.

Panaskan oven dengan suhu 200 C. Susun jangkrik di loyang selapis saja. Panggang dengan suhu rendah selama 60 menit atau sampai jangkrik kering sesuai selera.

Setelah 45 menit, cek apakah jangkriknya sudah cukup garing dengan menekankan sendok ke jangkrik. Jika jangkrik mudah hancur, matikan oven. Jika tidak, panggang kembali.

Setelah dipanggang dan didinginkan, letakkan beberapa jangkrik di telapak tangan dan gosokkan kedua telapak tangan sehingga kaki dan antenanya terlepas. Setelah jangkrik bersih, gunakan ulekan atau

untuk menggilingnya. Jangkrik yang sudah halus bisa dicampur dengan tepung dan digunakan seperti biasa. Tertarik membuatnya?

%PDF-1.6 %âãÏÓ 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> /PageMode /UseNone /Type /Catalog /Outlines 31 0 R /Pages 1 0 R /Metadata 30 0 R >> endobj 3 0 obj <> >> endobj 4 0 obj <> endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> stream ›Œ ¡…ïÉØêFT³�-;§„Å¿À@·U­î˜„Ï š 0ß½*ˆX Cײ¤-¢{âÃœú¥Ú5Üò#•¤S_þr![~ÝÄM‘Ä¡í¤RÁ¨Àó•„5îžÝÕV=¸4çÐÐÝ!X…hìã;š^ñÙï(«ÙŒÙÆhþ /ggÌÕG—±VÙ”æàºUZƒqÂs*;u¹[!#xÞ$64ñÓÞia `o1üT $z |‚§¯sMÝ‚Vis=Ù�g ‡’HíÈ7劻Wôþ¯¥�Rºª¸â„ø­o; ýø¦­Í¤í›æb¼„í¾­åtâ^†mNÙñ¥Õ¢Ä�í÷+pdøÙÀ>k–é ¿[Mj8Â; §ÛËÆgñ‰ˆêTnÖ{–±´vS]Á�ÑÌ„½ â mziö�/<ñÃHSŸ?�CYýO6ŒüaIe¾cÁ"fDi™%MÖ¯KÝÇ�¡wâ³ 2×Õ�†é¯§3ÛÂW f=�Hîå!€o±\)ËٸȵƒŽ‹)ðüó¢}NiPÓ‚Ãzß Ÿ‘ÎÊ[í&4ÑîcG4µãx¡Ö½oÒ&¾�Ôº§µïƒØûD 7" M>d»ry?VP ÂI oŸÈå]b´±–xªÈVÝ”Q ²÷ê4§Ð2A1Û’0“IæŒ,ôÒu@_@õþ¥\@‚ˆ�ÏZxKêÅE7ÂK×®y³¿`«p5uÇ~aÂû†Y¿õP‡×cÐAwÀó›/=ûRg‰SÖ�¥ïâc LR¹ÇÜlµ5¯ÿ]wÐ\#A•Zq-\SÛpqCö¶óí yFb�–(²-�ëþЛÙÕoñSWõÒÅî¿­a-WFlÕucª |Òé¿­°WáÅŠØÞÏãÑMq ÖÔ=`æ<²‡_üN¤'ª¿ˆø%‰ðÉbk”•œ²C§ëÇ]µíšìôìå°Mˆ(àZ?ɵôVÆpe´}¦ÐùŒIaصΗb²SôÊ1¦@Ñn‹<©Mk?§áÀÿtÃñ´H¼Ð2Û&åláéÉÕ\ê:¦§ÃµEû°Ÿ ŸhÓ+‘å€Ñú¦ZáU�Ãâ°dÜ=Ôj…³ï!ãµàMMÍ2ˆT,êG“‰®[yì¾Xcá9“Üx5£'çM–@Ĕґ_œ7ö˜êðï×=Ÿ]T5VΔ‰4â3ÐÙ½Ì#wÌ–_5M¯Íëìb*R#¶Ý↠X«W”꼡Bý2I'ž*‹Rrðh"v;�cóÝõj‰—¥æ#%òT¯ÍJ>ËìÊÐü&RÝ5<Û\¯¯²Û…u=~6îR=7¡ÀbñtÍέֲ[‡|ïdC¼Ü’ðA%«”¦«”'N!ze¡7Âs{-ÛÏe>„è5BtÁ!vSl²Ñî}€8®ùh½À¸‡å“ØkÂ2¹ ìŸJ:cá-c¢$ÿÓXØ×�’s‡œÉðŒÙrôâ‰à"û«3²ªHÞ±¢tÿí¡{4 Ñu‰a–F `ìÜ%?(úq‘2Š®VÕ‡ÎêǼl$ÝešEû‡Äò4¢ÿTHïʯôò~ãº_¾œn«¦��'­Ö 2ìõ“”áéy!½N8�*¡¥8ØÿDM6zªÎxlÛXœàçœ+„óÿ6¢K·´Q?<�ÂPún&06Ü€vÂ$[À|¸M´ß1G~ÌÈ9gD\žËõr�®ù§Á ·ô´‘JirrñÁ4{Ê ëÅQŒò�þüsr…Řýц#½¿÷Ù“Õ�*ýÍPW4¢¦/!�fä%áÝ‹9ªO:²1`¨¦{§ûࣘbXð§´É=û2„y\ž;`[s{3Á r�ĵjKwYBÒ2ôˆøŽf_S¹qN*« ™IÁÖoq@ ¦¨j40ç[m™¸g¶®ûûÇ0u9w“G­‹�è„×Ì*™0ŽûyB?%¼¹ö¾ÙÁ°lüF“œFÈ’�kC²†- )åHpc3¤}e«FÙŽ�áVhš`�T�·h°"ƒÎο¾±¢LŠ¼_qz7àà¿ÈçI0:�qÿ9l´MY¹ŽRcœÙ?d¶dO@_ Fß—MdÅ�zŽ0… Â^­À³~§ÀÔ¦Çh¨¤› t+ö;;5ÿw�[Yÿ“�#¦üš0ñ·œ¬tû0´¯QÛJ§¢¨Œ7õN­M÷Z`þòÐà¸Õ·UÈホó:Mx °ëünÃx™\xU1!4ò8ôšÚ4wšQ\L=ÿ®³¾Û¿Ì‡Í™Ù¯°Ü_×U¾ y³$`Ïß*îó¾ {´øâ4‘Š|Õ9ÁÑ[yî�`¢ê2jBŽ½+å´±:¢ûí�Ú¶P«d¢0Ü\£w®"LÞ3?Ì„%s”sKo˜gýKè}Ð1SwÂ¥¸.�%@ûßt¡ÄDCâyãéô÷Ô"a*^IQf¤ê¥‹›sæ'}÷`_?SkëùÈ5`p4@§ó–}VÌ$çR›—Ú5l•™Ï|DùCàüc•7¢×i³™RL_ó'¨qÝpZLD@å1ÔLû5yÇ=ûÆP‰ÑÞj‰ÑH3õGû]®nÂ)Ûu'¥{A‰w½°`üÊ.ª,Ä$l»ÚÌgx½jækòÓýTé@¯~'®4¾ÝàšÇlº×Š˜ü è…aö#½Èé¬ùP~z‹-Eç!¼Q‘JiA˜{o$^s–zvîÄÍÄÛºòŸ"ù†.¤+µà²—Šp§O8"�&o³ Â}^ì–xõï˜�´°„yÛ@¦7/¶þ]·)i`q:Þ³ÿP×9¬Œ…ñ¶†%ý&S˜!Ò8²¿ƒò]Ⱦ4nð+ ”A˜˜X¡\½”NeøLì+QûŽ˜%xÕ©¡s(ïéÉð°áëïu3"½Õĸ¼L$’“±6Q/:ÓJè¹ç)AæÜc�Žu9aÐz�XQvèë¾ à2ûšˆ„fðˆ×‰púÒ¡Õo§Qšç©G¼Ltœ“ƒª�_)/F�êå;Øñ

Anda mungkin ingin melihat